Dito Karisma Prasetyo
Researcher in Center for World Trade Studies UGM
Business Overview
Hepi Circle melakukan program pengurangan penggunaan sampah plastik dari konsumsi rumah tangga (daily use) seperti deterjen, kecap, kopi dan lain-lain melalui penggunaan bahan kemasan yang bisa diisi ulang (refill). Lewat inisiatif produk reusable ini, Hepi Circle menjadi studi kasus yang difitur oleh Ellen MacArthur Foundation, OpenIdeo, dan New plastic Economy
Stakeholder and Activities
Hepi Circle sebagai unit sociopreneur menawarkan produk melalui kemasan isi ulang (refill) dalam botol yang dapat digunakan kembali. Pelanggan dapat membeli produk reusable seperti deterjen di warung-warung. Distribusi dan pengantaran produk isi ulang dilakukan oleh Hepi Circle. Pelanggan bisa membayar deposit dan dengan pembelian berikutnya, pelanggan mengembalikan botol kosong mereka. Kebiasaan mengembalikan botol dihargai dengan ‘poin hepi’, yang dapat ditukarkan dengan makanan atau produk isi ulang lainnya.
Elemen Lokal dan Sosial Ekonomi
Kearifan lokal yang diangkat adalah berbelanja dengan bersilaturahmi. Konsep yang diangkat berasal dari nostalgia dimana dulu saat membeli kecap di botol kaca dan kalau sudah habis maka untuk pembelian berikutnya botol kecap kosong tersebut dibawa sekalian untuk ditukar dengan yang terisi. Selain memberikan keuntungan kepada pembeli melalui potongan harga dari botol kosong yang ditukar, di saat yang bersamaan tanpa disadari akan terjadi interaksi antara pembeli dan penjual terutama berkaitan dengan negosiasi harga botol kosong. Momen-momen seperti itulah akan bermuara pada berbelanja sambil silaturahmi dengan antar tetangga sehingga ikatan komunal (rasa kekeluargaan khas Indonesia) akan hadir kembali dan mewujudkan komunitas yang baik.. Elemen kemiskinan tercermin dari pemberdayaan toko-toko lokal (warung) dan wanita bersepeda untuk mendistribusikan produk isi ulang (refill)