Parongpong RAW Management : Cigarette Butt Project

Develop a research and development program to recycle cigarette butts into home appliances and furniture

Anggika Rahmadiani Kurnia
Researcher in Center for World Trade Studies UGM 

 

Business Overview 

Parongpong merupakan private research institute berbasis komunitas yang berfokus pada sektor waste management yang didirikan tahun 2017 dan berlokasi di sebuah desa di kisaran Bandung Utara. Memulai inisiatif lingkungannya di Desa Parongpong juga, research institute ini memiliki visi jangka panjang untuk mewujudkan Desa Mandiri Lestari, Parongpong Zero Waste High Performance Habitat di tahun 2022.

Salah satu project dari Parong.pong adalah program research and development pengolahan limbah puntung rokok yang telah dijalankan selama satu tahun. Parongpong juga bekerjasama dengan research lab lainnya, Conture Concrete Lab untuk pengembangan desain produk material. Produk kerjasamanya berupa asbak rokok bernama Ondo Ashtray dan furnitur

Ondo Ashtray
Ondo Ashtray

 

Stakeholder and Activities

Sampah puntung rokok merupakan limbah residu yang sudah tidak bisa terurai, seperti plastik sehingga pilihan satu-satunya adalah untuk melakukan proses recycle. Proses recycle dilakukan menggunakan mesin hidrotermal yang memiliki karakteristik khusus untuk mengolah sampah campuran (tidak hanya organik maupun anorganik). Limbah rokok diolah dalam jumlah masif (perkiraan 6 ton sampah puntung rokok per bulan) untuk menjadi pulp bahan utama material untuk nantinya dibuat menjadi campuran bahan material pembuatan home decor and appliance product ini oleh Conture Lab. Karena prosesnya adalah pengolahan sampah campuran, selain Pulp, Parongpong juga mendapatkan pestisida alami dari residu tembakau yang masih digunakan dan diuji di kebun internal. 

Pengumpulan sampah puntung rokok dilakukan bersama cafe dan coffee shop di sekitaran Bandung, khususnya di Yumaju Coffee. Parongpong tidak menerima sampah langsung dari perokok guna menghindari kesalahpahaman motivasi dari project ini. Tujuan utama dari project ini justru untuk meningkatkan kesadaran warga akan dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari sampah puntung rokok yang tidak terolah dengan baik. Dari proses pengumpulan puntung rokok di cafe-cafe tersebut, terbukti bahwa problemnya ada di kesulitan penerapan mindset masyarakat untuk membuang puntung rokok di tempat sampah. Selain tidak terpusatnya tempat pembuangan puntung rokok, masalah ini juga diperparah dengan tidak adanya sistem pengolahan limbah puntung rokok yang diproses secara baik.  

 

Elemen Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi

Berorientasi pada penyelesaian masalah pengolahan sampah di Indonesia, Parongpong memiliki orientasi untuk menihilkan jumlah sampah dan tidak memonetisasi sumber masalah.  Founder dari Parongpong, Rendy Aditya Wachid mengungkapkan bahwa project ini berawal dari keresahan atas kurangnya pemahaman masyarakat akan jenis sampah puntung rokok yang ternyata sama berbahayanya dengan sampah plastik khususnya sebagai marine debris. 

Kebanyakan masyarakat menganggap sampah puntung rokok berfilter bisa diolah seperti sampah kertas lainnya dan lewat proses rumahan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sampah puntung rokok merupakan filter rokok yang berasal dari serat selulosa, campuran kayu dan zat kimia dan hanya akan terurai dalam bentuk mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Dari latar belakang ini, Parongpong mengemban misi untuk mengedukasi masyarakat tentang betapa sulitnya sampah puntung rokok ini untuk diolah dan menghentikan produksi sampah filter rokok.   

Dari proses pengolahan limbah puntung yang dilakukan oleh Parongpong dan Conture Concrete Lab, menarik untuk ditelusuri ciri khas lokal yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah bagaimana pengolahan rokok kretek yang tidak berfilter memiliki karakteristik berbeda dengan rokok filter. Ciri khas ini bisa jadi memiliki potensi untuk menelusuri karakteristik pengolahan praktik recycle puntung rokok di Indonesia. 

Dalam elemen sosial ekonomi, terdapat sisi kesadaran sosial lingkungan perokok yang masih minim khususnya dalam perilaku membuang sampah puntung rokok. Peningkatan kesadaran sosial lingkungan bisa menjadi kegiatan potensial untuk mendukung terwujudnya rantai sirkularitas.